Senin, 21 November 2016

thumbnail

Filsafat Pancasila dan Dasar-dasar dari Pancasila



Filsafat Pancasila

Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan ujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebagai filsafat,  karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father Indonesiayang di tuangkan dalam satu system (Abdul Gani, 1998).
Pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasilberpikir atau pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap,dipercaya, dan diyakini sebagai kenyataan, norma-norma dan nilai-nilai yang benar,adil,bijaksana, dan paling sesuai dengan kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia.
Filsafat Pancasila dapat digolongangkan sebagai filsafat praktis sehingga filsafat Pancasila tidak hanya  mengandung pemikiran yang sedalam-dalamnya atau tidak hanya bertujuan mencari ,tetapi hasil pemikiran yang tersebut dipergunakan untuk pedoman hidup sehari-hari . Sebagai filsafat, Pancasila memiliki dasar ontologis,epistemologis, dan aksiologis.

1.1 Dasar Ontologis Pancasila
Dasar-dasar ontologis Pancasila menunjukan secara jelas bahwa Panjcasila itu benar-benar ada dalam realitas dan entitas yang jelas. Tinjauan filsafat, dasar ontologis  Pancasila mengungkap status istilah yang digunakan, isi dan susunan sila-sila, tata hubungan, serta kedudukannya. Dengan kata lain, pengungkapan secara etimologis itu dapat diperjelas identitas dan entitas Pancasila secara filosofis. Kaelan menjelaskan dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak mono pluralis.
Pancasila secara ontologis meliki hal-hal mutlak, yaitu terdiri atas  susunan kodrat raga dan jiwa, jasmani dan rohani, sifat kodrat manusia sebagai mahluk individu dan social, serta kedudukan kodrat manusia sebagai mahluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Ciri-ciri dasar dalam setiap sila Pancasila mencerminkan sifat-sifat dasar manusia yang bersifat dwi-tunggal.
Soekarno menggunakan istilah pancasila untuk memberi lima dasar Negara yang diajukan. Dua orang sebelumnya Soepomo dan Muhammad Yamin meskipun menyampaikan konsep dasar Negara masing-masing tetapi tidak sampai memberikan nama.
Menurut Notonagoro, maka lebih seyogyanya dam tepat untuk menulis istilah Pancasila tidak sebagai 2 kata “Panca Sila”, akan tetapi sebagai satu kata “Pancasila”. Penulisan pancasila mencerminkan bahwa Pancasila adalah sebuah system bukan dua buah system.
Ada empat macam sebab yang menurut Notonagoro yang dapat digunakan untuk menetapkan pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara, yaitu sebab berupa materi, sebab berupa bentuk, sebab berupa tujuan dan sebab berupa asal mula karya.
Lebih mendalam Notonagoro menjelaskan keempat causa dasar filsafat bangsa sebagaiamana berikut :
Pertama
 Bangsa Indonesia sebagai asal mula bahan(Causa Materialis) terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya.
Kedua
 Seorang anggota BPUPKI, yaitu Bung Karno yang kemudian bersama-sama Bung Hatta menjadi pembentuk Negara, sebagai asal mula bentuk atau bangun (causa formalis) dan asal mula tujuan (causa finalis) dari Pancasila sebagai calon dasar filsafat Negara.
Ketiga
 Sejumlah Sembilan orang, di antaranya kedua beliau tersebut ditambah dengan semua anggota BPUPKI yang terdiri atas golongan-golongan kebangsaan dan agama, dengan menyusun rencana Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tempat terdapatnya Pancasila, dan juga BPUPKI yang menerima rencana tersebut dengan perubahan sebagai asal mula sambungan, baik dalam arti asal mula bentuk maupun dalam arti asal mula tujuan dari Pancasila sebagai Calon Dasar Filsafat Negara.
Keempat
 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai asal mula karya (Causa Efficient), yaitu yang menjadikan Pancasila sebagai “Dasar Filsafat Negara” yang sebelumnya ditetapkan sebagai “Calon Dasar Filsafat Negara”.(Notonagoro, 1983:25-26)

1.2 Dasar Epistemologis Pancasila
Epistemologi Pancasila terkait dengan sumber dasar pengetahuan Pancasila. Eksistensi Pancasila dibangun sebagai abstraksi dan penyederhanaan terhadap realitas yang ada dalam masyarakat bangsa Indonesia dengan lingkungan yang heterogen, multikultur, dan multietnik dengan cara menggali nilai-nilai yang memiliki kemiripan dan kesamaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat bangsa Indonesia (Salam, 1998;29)
Masalah-masalah yang dihadapi menyangkut keinginan untuk mendapatkan pendidikan, kesejahteraan, perdamaian, dan ketentraman. Pancasila itu lahir sebagai respon atau jawaban atas keadaan yang terjadi dan dialami masyarakat bangsa Indonesia dan sekaligus merupakan harapan. Diharapkan Pancasila menjadi cara yang efektif dalam memecahkan kesulitan hidup yang dihadapi oleh masyarakat bangsa Indonesia. Pancasila memiliki kebenaran korespondensi dari aspek epistemologis sejauh sila-sila secara praktis didukung oleh realita yang dialami dan dipraktekkan oleh manusia Indonesia. Pengetahuan Pancasila bersumber pada manusia Indonesia dan lingkungannya. Pancasila dibangun dan berakar pada manusia Indonesia beserta seluruh suasana kebatinan yang dimiliki.
Kaelan mengemukakan bahwa Pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan Negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Dasar epistemologis Pancasila juga berkait erat dengan dasar ontologis Pancasila karena pengetahuan Pancasila berpijak pada hakikat manusia yang menjadi pendukung pokok Pancasila.
Secara lebih khusus, pengetahuan tentang Pancasila dan sila-sila didalamya merupakan abstraksi atas kesamaan nilai-nilai yang ada dan dmiliki oleh masyarakat yang pluralistic dan heterogen adalah epistemologi social. Epistemologi social Pancasila  juga dicirikan dengan adanya upaya masyarakat bangsa Indonesia yang berkeinginnan untuk membebaskan diri menjadi bangsa merdeka, bersatu, berdaulat, dan berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta ingin mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.   
Sumber pengetahuan Pancasila dapat ditelusuri melalui sejarah terbentuknya Pancasila. Dalam penulusuran sejarah mengenai kebudayaan yang berkait dengan lahirnya Pancasila sebagai dasar Negara republik Indonesia telah diuraikan didepan yang secara garis besar dspat dikemukakkan sebagai berikut. Akar sila-sila Pancasila dan berpijak pada nilai serta budaya masyarakat bangsa Indonesia. Nilai serta budaya masyarakat bangsa Indonesia yang dapat diungkap mulai awal sejarah pada abad IV masehi disamping diambil dari nilai asli Indonesia juga diperkaya dengan dimasukka6nnya nilai dan budaya dari luar Indonesia. Nilai-nilai yang dimaksud berasal dari agama hindu, budha, islam, serta nilai-nilai demokrasi yang dibawa dari barat.
Berdasarkan realitas yang demikian maka dapat dikatakan bahwa secara epistemologis pengetahuan Pancasila bersumber pada nilai dan budaya tradisional dan modern, budaya asli dan campuran. Selain itu, sumber historis itu, menurut tinjauan epistemologis, Pancasila mengakui kebenaran yang bersumber dari wahyu atau agama serta kebenaran yang bersumber pada akal pikiran manusia serta kebenaran yang bersifat empiris berdasarkan pada pengalaman. Dengan sifatnya yang demikian maka pengetahuan Pancasila mencerminkan adanya pemikiran masyarakat tradisional dan modern.

1.3 Dasar Aksiologis Pancasila
Dari aspek aksiologi, Pancasila tidak bisa dilepaskan dari manusia Indonesia sebagai latar belakang, Karena Pancasila bukan nilai yang ada dengan sendirinya melainkan nilai yang diciptakan oleh manusia Indonesia. Pancasila mengandung nilai, baik nilai intrinsik maupun nilai ektrinsik atau instrumental.
 Nilai intrinsik
Pancasila adalah hasil perpaduan antara nilai asli bangsa Indonesia dan nilai yang diambil dari budaya luar Indonesia. Kekhasan nilai yang melekat dalam Pancasila sebagai nilai intrinsik terletak pada diakuinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan social sebagai satu kesatuan. Kekhasan ini yang membedakan Indonesia dari negara lain.
Sebagai nilai instrumental,
 Pancasila tidak hanya mencerminkan identitas manusia Indonesia, melainkan juga berfungsi sebagai cara dalam mencapai tujuan, bahwa dalam mewujudkan cita-cita negara bangsa, Indonesia menggunakan cara-cara yang berketuhanan,  berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan, berkerakyatan yang menghargai musyawarah dalam mencapai mufakat, dan berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai nilai realitas dan idealitas.  
Pancasila mencerminkan nilai realitas, Karena di dalam sila-sila Pancasila berisi nilai yang sudah dipraktekkan dalam hidup sehari-hari oleh bangsa Indonesia. Sila-sila Pancasila juga berisi nilai-nilai idealitas, yaitu nilai yang diinginkan untuk dicapai. Oleh Karena itu menurut Kaelan nilai-nilai yang terkandung dalam sila 1 sampai dengan sila V Pancasila merupakan cita-cita, harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya.
Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, atau kesatuan organik. Dengan demikian berarti nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh pula. Nilai – nilai itu saling berhubungan secara erat dan nilai-nilai yang satu tidak dapat dipisahkan dari nilai yang lain.
Notonagoro menyatakan bahwa justru karena Pancasila itu merupakan cita-cita bangsa , yang menjadi falsafah atau dasar kerohanian negara tidak berarti hanya tinggal dalam pikrian atau angan-angan saja,  tetapi ada hubungannya dengan hal-hal yang sungguh ada.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

1 Comments

avatar

If you're looking to burn fat then you need to start using this totally brand new tailor-made keto meal plan diet.

To create this keto diet service, certified nutritionists, personal trainers, and professional cooks joined together to develop keto meal plans that are powerful, decent, price-efficient, and delicious.

Since their grand opening in January 2019, 1000's of clients have already remodeled their body and well-being with the benefits a proper keto meal plan diet can provide.

Speaking of benefits: in this link, you'll discover eight scientifically-proven ones given by the keto meal plan diet.

Reply Delete

About

Diberdayakan oleh Blogger.